Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tata Cara Niat Puasa Ramadhan Yang Baik Dan Benar

Tata Cara Niat Puasa Ramadhan Yang Baik Dan Benar ada baiknya jika di informasikan kepada para pembaca mengingat sebentar lagi sudah memasuki bulan suci ramadhan. Alasan informasi kali ini kenapa perlu untuk di informasikan, sebab terkadang masih banyak yang masih bingung ataupun salah paham menggunakan niat puasa seperti yang pernah diajarkan oleh nabi muhammad s.a.w. dan ulama' terdahulu.



Kesalahpahaman itu biasanya terletak pada waktu pengucapan niat itu sendiri, kapan mulai untuk berniat puasa, bahkan sering muncul pertanyaan, apakah niat puasa ramadhan itu cukup hanya satu kali selama satu bulan, ataukah berniat puasa ramadhan setiap sehari sekali?

http://karangtarunabhaktibulang.blogspot.com/2013/07/bagaimana-tata-cara-niat-puasa-ramadhan-yang-baik-dan-benar.html
Disini penulis mencoba untuk mendeskripsikan Tata Cara Niat Pusa Ramadhan Yang Baik Dan Benar kepada siapa saja yang masih mempunyai pertanyaan seperti di atas. Dan perlu untuk diketahui bahwa informasi kali ini berawal ketika penulis membaca salah satu status facebooker yang mengatakan : 
BISMILLAH edc menjelang puasa, dalam puasa ada hal yg sangat penting yg sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat, yaitu melafadzkan niat puasa, yg jelas melafadzkan niat puasa bukan bid'ah, dan disini sy akan mencoba membahas sudah benarkah niat puasa yg biasa kita lafadzkan dalam prespektif kaidah fiqh niat puasa yang biasa kita ucapkan adalah “NAWAITU SHOUMA GHODIN ‘AN ADA’I FARDLIS SYAHRI ROMADLONA HADZIHIS SANATA FARDLON LILLAHITA’ALA (saya niat berpuasa untuk hari esok menunaikan fardlunya bulan puasa tahun ini karena allah ta’ala), sedangkan pada biasanya kita niat setelah isya’ jika dilihat kalender hijriyyah sudah tidak termasuk niat untuk esok hari, tp niat untuk hari ini (SHOUMA GHODIN menjadi SHOMA LI HADZAL YAUMI), sedangkan untuk niat yg biasa kita lafadzkan yaitu yang pertama maka niatnya harus sebelum maghrib yaitu sebelum bergantinya hari dalam kalender hijriyyah (lihat al asybah wannadhoir bab ta'yin/mukhatshor al asybah wannadhoir oleh kyai aziz masyhuri denanyar halaman 22-23)
maka kesimpulan niat yang benar menurut prespektif kaidah fiqh jika niatnya setelah isya'/tarawih maka niatnya adalah NAWAITU SHOUMA LIHADZAL YAUMI..., sedangkan jika niatnya sebelum ashar maka lafadznya adalah NAWAITU SHOUMA GHODIN..., atau niat yg paling mudah adalah NAWAITUSSHOUMA FARDLON LILLAHI TA'ALA, nb ini khusu puasa wajib
Untuk menyikapi status yang demikian, ada baiknya mulai sekarang kita memahami dan berhati-hati lagi Bagaimana Tata Cara Niat Puasa Ramadhan Yang Baik Dan Benar. Dan melalui status itu pula muncul argumentasi dari beberapa gus sekaligus menjelaskan secara gamblang tentang niat puasa ramadhan. Adapun argumen dari beberapa gus bisa disimpulkan kurang lebih sebagai berikut :

Bagaimana Tata Cara Niat Puasa Ramadhan Yang Baik Dan Benar

WAKTU MULAI NIAT UNTUK PUASA RAMADHAN.
Jika kita membaca pada status di atas, bahwa si penulis status memberitahukan kalau di dalam kalimat niat puasa  ramadhan terdapat kata "غد" yang artinya adalah besok. Sedangkan kita sebagai umat islam terbiasa berniat dengan redaksi "NAWAITU SHOUMA GHODIN ‘AN ADA’I FARDLIS SYAHRI ROMADLONA HADZIHIS SANATA FARDLON LILLAHITA’ALA" setelah melaksakan sholat tarawih. Padahal kalau dilihat dari penanggalan hijriyah bahwa lafadz "غد" menunjukkan esok hari sebab mulainya hari dalam penanggalan hijriyah ialah ketika matahari terbenam.

Menurut pendapat yang dikemukakan ialah jika menggunakan redaksi niat seperti diatas berarti kita berniat puasa untuk esok hari bukan untuk hari ini, seharusnya redaksi niat yang dipakai adalah "NAWAITU SHOMA LI HADZAL YAUMI ‘AN ADA’I FARDLIS SYAHRI ROMADLONA HADZIHIS SANATA FARDLON LILLAHITA’ALA" 

Apabila menggunakan redaksi SHOUMA GHODIN maka niat yang demikian hendaknya diucapkan sebelum terbenamnya matahari. Dan apabila niat puasa setelah terbenamnya matahari atau setelahnya maghrib, maka redaksi niat yang dipakai adalah SHOMA LI HADZAL YAUMI.

Dengan pendapat yang disampaikannya tampak ada penjelasan lanjutan dari Gus Ahmad Abdul Wahab naf'an yakni hendaknya dibedakan antara arti bahasa "غد" dengan kata besok dalam bahasa indonesia. Beliau menjelaskan lebih gamblang lagi yang didasarkan dari beberapa sumber diantaranya adalah kitab Al-Asybah Wan nadzoir, fathul Wahhab, I'anah At-Thoolibin dan juga dari kitab Fathul Qodir.

Beliau (Gus Ahmad Abdul Wahab) menjelaskan sebagaimana keterangan yang terdapat pada kitab I'anah At-Thoolibin (halaman 373 - 374) : Kenapa para ulama mensyaratkan menambah lafadz Ghodin? alasannya adalah littabyyit, karena niat ibadah itu harus di awal sedangkan awal puasa susah ditentukan, tidak seperti sholat yang diawali dengan takbirotul ihrom, makanya niat harus ketika malam. Oleh karena itu para ulama berpendapat bahwa syarat tabyit itu ada dua model cara niat

Dan beliau juga menerangkan kalau niat itu harus sesudah maghrib atau setelah terbenamnya matahari tidak boleh dilakukan sebelum maghrib .
Dari argument di atas bisa disimpulkan kalau Waktu Mulai Niat Untuk Puasa Ramadhan adalah Setelah Terbenamnya matahari sampai dengan Sebelum terbitnya fajar shodiq.
LAFADZ NIAT UNTUK PUASA RAMADHAN
Dari penjelasan yang sudah di beberkan di atas, bisa diambil kesimpulkan bahwa untuk lafadz niat puasa ramadhan sebaiknya menggunakan redaksi berikut ini :
“NAWAITU SHOUMA GHODIN ‘AN ADA’I FARDLIS SYAHRI ROMADLONA HADZIHIS SANATA FARDLON LILLAHITA’ALA"

NIAT PUASA SATU KALI DALAM SEBULAN ATAU SETIAP HARI?
Ulama' 4 madzhab menjadikan niat sebagai rukun dalam ibadah yang telah ditetapkan ketentuannya. Terkait dengan puasa, bahkan Nabi saw mengingatkan kita, “Siapa yang tidak berniat puasa sebelum datang waktu fajar (imsak) maka puasanya tidak sah.” (HR. Bukhari).

Mengenai apakah niat puasa bisa dilakukan cuma satu kali selama satu bulan, ataukan dilakukan setiap hari? maka ada perbedaan pendapat. Menurut sebagian besar ulama' figh berpendapat bahwa niat dilakukan setiap hari mulai dari terbenamnya matahari, sampai dengan sebelum terbitnya fajar, akan tetapi menurut madhab maliki menyatakan bahwa diperkenankan niat sekali saja untuk puasa yang bersambung hari-harinya, seperti puasa di bulan suci Ramadhan.

Semoga dari apa yang sudah dijelaskan diatas bisa menambah keilmuan kita sebagai umat islam agar lebih berhati hati dan kritis menyikapi perbedaan yang ada. semoga bermanfaat.

Bagaimana Tata Cara Niat Puasa Ramadhan Yang Baik Dan Benar